Membuka Aib Diri Sendiri Dihadapan Orang Lain
“Semua
umatku diampuni dosanya kecuali orang-orang yang melakukan perbuatan
maksiat secara terang-terangan. Salah satu dari perbuatan maksiat secara
terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa pada
malam hari, dan Allah menutupinya. Namun, kemudian pada pagi harinya dia
bercerita kepada orang lain, ‘Hai fulan, semalam aku melakukan ini dan
itu’. Sebenarnya dia di malam harinya aibnya itu ditutupi oleh Tuhannya,
namun pagi harinya malah dia yang menyingkap sendiri tabir Allah itu
darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena
sedang menganggur atau mengisi waktu luang, keluar dari lisan kita
candaan-candaan yang berlebihan. Kata-kata kita menjurus pada sesuatu
yang buruk dan tidak berguna. Kita membuka rahasia yang seharusnya kita
tutup rapat-rapat. Kita tidak merasa bersedih bahkan tertawa, seolah apa
yang kita lakukan bukan sebuah dosa.
Allah
Swt. telah menutup aib-aib kita, oleh karenanya janganlah kita
membukanya. Karena jika membukanya, berarti menjerumuskan diri kita pada
maksiat dan murka Allah. Akibat berbuat dosa adalah sebuah kepastian.
Sedangkan Allah mau mengampuni dosa kita atau tidak, kita tidak tahu
sama sekali.
Memamer-mamerkan
dosa adalah sebuah tindakan yang jauh dari adab dan kesopanan. Pribadi
yang berkarakter demikian adalah pribadi yang hina dan akal sehatnya
terganggu oleh hawa nafsu. Orang-orang yang ingin keluar dari
lingkarannya hanyalah orang-orang yang bersungguh-sungguh mengendalikan
nafsunya dan mengisi waktu-waktunya dengan kesibukan yang bermanfaat.
Comments
Post a Comment
Berikan komentar yang sopan dan ber moral.